Kenapa Melempar Jumroh Harus 3 Kali ? kapan saja pelaksanaannya?
Melempar jumrah dilakukan 3 kali di 3 tempat berbeda (Jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah) karena hal ini meneladani langsung perbuatan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam dan merupakan tuntunan Nabi Muhammad ﷺ saat haji. Berikut penjelasannya:
1. Mengikuti Jejak Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam
Menurut riwayat, saat Nabi Ibrahim hendak menyembelih putranya, Ismail, sebagai wujud ketaatan kepada Allah, setan datang menggoda beliau sebanyak 3 kali di 3 lokasi berbeda (yang kini menjadi lokasi jumrah). Setiap kali setan menggoda, Ibrahim melemparnya dengan batu kecil sebagai bentuk penolakan.
Maka melempar jumrah menjadi simbol perlawanan terhadap godaan setan di setiap fase ujian iman.
2. Tuntunan Nabi Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ mencontohkan langsung dalam haji Wada’:
- Pada 10 Dzulhijjah, beliau hanya melempar Jumrah Aqabah.
- Pada 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, beliau melempar tiga jumrah (Ula, Wustha, Aqabah), masing-masing 7 kali.
3. Makna Simbolik Tiga Jumrah
Ketiga jumrah melambangkan tingkat godaan dalam hidup manusia:
- Jumrah Ula (awal): Godaan di awal kehidupan (masa muda).
- Jumrah Wustha (tengah): Godaan saat berada di puncak usia, karier, dan dunia.
- Jumrah Aqabah (terakhir): Godaan di masa akhir kehidupan, menjelang kematian.
Setiap lemparan menjadi bentuk simbolik penegasan bahwa kita menolak bisikan setan dan hawa nafsu di setiap tahap hidup.
📌 Kesimpulan:
Melempar jumrah 3 kali adalah bentuk ibadah yang sarat makna, penuh keteladanan, dan mengikuti sunnah Rasulullah ﷺ. Ibadah ini mengajarkan kita untuk konsisten menolak godaan setan di sepanjang hidup.